Wednesday, November 25, 2009

Eye contact...

"Tatap matanya kalo pengen tau kedalaman hatinya"
"Mata adalah jendela"
"Mata akan berbicara banyak"
"Mata tidak pernah bohong"

Entah deh berapa banyak orang membuat perumpamaan untuk menggambarkan bagaimana mata mengandung makna dalam setiap tatapannya....

Sebagai seorang sales, peranan mata pun sangat besar, buat apa? Jadi inget ama Pak Malik (dulu adalah mentor freelance dari Singapura), beliau selalu pesan, "Jangan inferior..."
"building your convidance dengan orang asing",

lha kenapa kok beliau pesen gitu. Kebayang kan, orang asia gitu lho, selalu menganggap orang bule, american or european itu adalah dewa, lebih pandai, lebih banyak duitnya, lebih maju... lebih tinggi (cuman yang paling belakang doang yang bener, klo lain-lainnya sama aja mah kayak aku gito... hehehehe). Dan itu tuh pada awalnya susah banget, perasaan rendah diri itu tiba-tiba muncul aja, apalagi karena nervous.

"So, gimana caranya?", Pak malik ngelanjutin
"Eye contact!", kata beliau sambil mengangkat jari tengah ama telunjuknya dan mengarahkan ke kedua matanya
"katakan dengan tegas, saya senang berkenalan dengan anda, sambil tatap kedua mata lawan bicara anda beberapa detik dan jabat tanganya dengan mantap, cukup dengan sekali ayunan, itu sebagai latihan awal. Ready...?!"

hiyaaaaa.... ternyata nggak mudah. Karena, sekali lagi sebagai orang timur neh, ada perasaan risih, ewuh dan gimana gitu untuk berbicara dengan menatap mata lawan bicara.
Dan kata kuncinya, lagi-lagi... latihan. Cuman dengan berlatih hal itu menjadi mudah.

Lha kenapa harus begitu, "karena begitulah orang-orang sukses melakukannya!"

P.s. begitu langkah awal itu sudah diambil, akan selalu ada kenikmatan untuk melakukannya lagi, dan lagi dan lagi... hehehehe...

Derajat hewan?

Disela-sela kesibukan mencabik-cabik daging qurban di Masjid Al-Hikmah Saptamarga III Jangli (hehehehe... lengkap amat), ada pencerahan yang membuat aku sadar,
"iya ya.. kambing, sapi, unta bahkan kerbau... abis disembelih masih banyak manfaatnya buat manusia, selain mengenyangkan, nikmat juga ada aja gizinya, lha klo manusia abis disembelih?", langsung deh merinding bawaannya.

Bayangkan kalo saja selama hidupnya manusia itu tidak dapat bermanfaat untuk orang lain, bagaimana dia mati nanti?
Allah memang Maha Adil, dikala hewan tidak diberinya akal, dia dijadikanNYA qurban sebagi persembahan mulia untuk menyempurnakan ketaqwaan hamba-hambaNYA. Sementara manusia dengan akalnya lebih sering mengalahkan Allah demi tuhan-tuhannya yang lain, tuhan jabatan, tuhan harta, tuhan prestise, tuhan gengsi...
Terus kalo ada manusia seperti itu, bagaimana derajatnya nanti dihadapan ALLAH ketika sama-sama menjadi bangkai seperti kambing, sapi atau kebo?

Monday, November 23, 2009

Man Jadda Wajada

"Siapa yang bersungguh-sungguh berusaha akan mendapatkan apa yang diharapkannya"

Itulah Sunatullah-nya, Allah mempunyai hukum yang selalu berlaku di alam ini, dan ini yang biasanya terlupakan. Karena merasa sudah berdoa, menjalankan syariah dengan seksama, berderma dan taat pada orang tua, merasa berhak atas rejeki yang turunnya dari langit. Padahal sebaliknya diluar sana, jelas-jelas orang bule tuh banyak yang atheis, tapi terbukti bisa kaya. Ternyata memahami hidup dan kehidupan ini nggak bisa sepenggal-sepenggal, kalo diteliti lebih dalam, banyak yang bisa ngomong "aku bekerja sudah sungguh-sungguh lho!", tapi kesungguh-sungguhannya tidak nampak dalam setiap tindakan.
Pengalaman aku selama berhubungan dengan american maupun european, biarpun mreka nggak ngomong aku membangun bisnis ini dengan sungguh-sungguh, tapi kesungguhan itu justru terlihat dengan jelas dengan bagaimana dia menghandle bisnisnya dan pekerjaannya. Mereka terkondisikan untuk on-time karena menghargai banget waktu, ter-schedule dengan membuat prioritas-prioritas akibatnya sangat efektif, komitmen karena tau betul apapun yang dia perbuat akan selalu mengandung resiko dan detail. Padahal klo ditanya-tanya, dasar mereka berkerja hanya karena memang tuntutannya seperti itu untuk sukses, mereka nggak mengenal yang namanya bekerja adalah ibadah.

Dalam benak aku mengagumi, betapa hebatnya Islam yang selalu melandaskan segalanya sebagai ibadah, yang berarti segala hal yang diperbuat seorang muslim didunia ini akan dipersembahkan untuk Yang Kuasa. Kesungguhan itu sudah seharusnya ada diawal sebelum segalanya berjalan, tapi kenapa malah yang terjadi sebaliknya?

Aku salut banget buat siapa saja yang sudah bisa mematrikan dalam dirinya bahwa bekerja adalah ibadah diselimuti dengan kesungguhan untuk mempersembahkan yang terbaik kepada sesama makhluk Tuhan, insyaallah yang namanya syurga dunia akan sangat mudah diraih dan syurga akherat insyaallah juga di dapat. Hebat ya orang-orang yang menjadikan jihad itu sebagai motor hidupnya....

"Ya Allah ajari aku untuk selalu dapat berusaha maksimal dengan
kemampuanku dan ajari aku untuk selalu mengandalkan Engkau dalam setiap hasil usahaku.
Amin
"

Sunday, November 22, 2009

Being an entrepreneur

Let's get started our own business...

Sekarang ini memang bisa disebut era enterpreuner, orang banyak berbondong-bondong untuk menjadi pengusaha, hanya modal beberapa barang aja, ibu-ibu rumah tangga udah bisa jualan On-Line dan tiba-tiba jadi pengusaha. Memang mudah memulai sebuah usaha selama ada kemauan, tapi setelah itu... what's next?

Ternyata banyak hal yang perlu dipelajari seiring denga berjalanan bisnis. Semakin besar sebuah bisnis semakin besar pula tuntutan kepada diri sendiri untuk berkembang. Neh, dari buku The One Minute Entrepreneur banyak hal-hal penting yang bisa dijadikan catetan, kalo Jud bilang, usahakan untuk selalu bikin catetan mengenai kebijaksanaan yang dibaca, didengar dan dilihat lalu diintisarikan kedalam "Hikmah Satu Menit"...

Aku udah pilih sedikit neh.. yang aku sesuaikan dengan kebutuhanku saat ini:

~ Apa yang benar jauh lebih penting dari pada siapa yang benar (aku pilih ini buat mengingatkan diri aku sendiri... ntar kalo udah jadi bos jangan mentang-mentang besar, kaya dan terkenal. Tapi tetap harus memegang prinsip "berpegang selalu pada yang benar" dan kalo ternyata karyawan menyampaikan sesuatu yang benar, hargai itu. Sebenernya mulai dari sekarang juga udah harus dijalankan, so siapapun orangnya selama mereka memegang prinsip yang benar, just respect and follow!)

~ Pandulah penjualan dengan kedua telinga Anda (artinya, sabar dan jadilah pendengar yang baik, bukan napsu aja pengen segera jualan, aku seringnya blank enggak mendengarkan dengan baik, akibatnya blank juga deh ama kesempatan yang ada)

~ Karakter dan nilai-nilau harus lebih diutamakan dibanding kepribadian dan penampilan (karena ternyata karakter lebih dominan dan berpotensial menjadi masalah, so pilih mereka yang berkarakter mulia untuk diajak berkerja sama dalam kemuliaan)

~ Pelanggan Anda adalah sumber dari kelangsungan hidup Anda - buat mereka yang membayar tagihan (hehehe... ini neh penting banget, seringnya seorang pengusaha nggak punya keberanian untuk tegas dalam hal pembayaran, takut dibilang tidak kooperatif lah, takut dicap pelit dan yang parah takut pelanggannya ilang, padahal mendingan ilang aja dari pada nggak bayar...)

masih banyak sih point-point yang kudu dicermati klo pengen tetap eksis dalam sebuah bisnis, cuman beberapa hal diatas neh yang buat aku sendiri sementara ini cukup untuk menjadi catatan kaki....
selamat berwira usaha....

Saturday, November 21, 2009

Show me the money

Ini neh terinspirasi dengan Tungdesem Waringin seorang motivator #1 Indonesia versi majalah SWA dan seorang dengan ide penjualan yang dashyat, dari cd-nya Marketing Revolution.

Kenapa banyak penjual yang selalu menggunakan alasan keterbatasan budget promosi sebagai kendala tercapainya target?

"Show me the money!"
Kalo aku seorang pengusaha pemula yang ingin mempromosikan product baru dan harus mengeluarkan duit ratusan juta hanya untuk biaya promosi, karena manager marketingnya bilang kudu pasang baliho ditempat terstrategis di semarang supaya banyak orang yang tau, yaitu sekitar simpang lima dan jalan pahlawan. Pertanyaan selanjutnya adalah, berapa banyak omset yang akan aku dapat, dalam waktu berapa lama dan berapa lama biaya promosi itu akan balik, kalo pertanyaan balik ini nggak bisa terjawab, hehehehe.... perlu dipertanyakan tuh kredibilitas sang manager.

Jadi keingetan waktu masih kerja di Juwana ama di Pudak Payung, even pameran tahunan di SPOGA, Koln German, selalu dipaksakan menjadi ukuran sebuah perusahaan furniture yang besar dan bonafid. Makanya nggak pernah tuh ketinggalan, dipaksa-paksain kudu ngikut. Padahal kebayang kan biaya yang dikeluarkan, buat sewa booth-nya aja berapa, belon tiket PP dan uang saku. Sementara feedback berupa order yang ntar bakalan didapet masih samar-samar. Tapi kalo dulu aku still pe-de dengan pameran neh bisa dapat kontainer dan order yang banyak setidaknya meningkatkan gengsi perusahaan. Ternyata.... !!!! enggak pernah tuh aku deal di tempat pameran dan pulang dapet order, seandainya ada yang deal ditempat pameran, aku yakin, harganya nggak pake harga jual di German, jadi gimana tuh?

Belakangan baru deh nyadar, "kenapa harus selalu SPOGA, lagian type businesmu seperti apa? inget-inget aja kapan order itu turun, bagaimana prosesnya dan bagaimana pasarnya....", gitu kata pak adi.

Emang bener sih, order yang turun selalu melalui proses yang itu nggak mungkin dilakukan pada saat pameran. Karena customer nggak pengen cuman ngeliat disply product aja, melainkan fasilitas pabrik, belum lagi kalo barang yang diorder adalah custom, mereka perlu melihat sample. Artinya kalo pun ikut pameran, apa tujuannya? kalo untuk dapat order, jelas tujuan yang keliru. Kalo untuk image, emang kita perusahaan sebesar apa sampai perlu mengeluarkan ratusan juta untuk image? Kecuali kita perusahaan rokok...

Belum lagi, melihat kondisi pasarnya, kita kan supplier nih, kok pameran dilahannya customer, ada baiknya sih, kalo bisa menjual dengan harga jual disana, permasalahannya semahal-mahalnya kita pasang harga tetep nggak bagus untuk wholesaler atau importer, apalagi mereka adalah customer. masak mau bersaing ama customer sendiri?

Artinya adalah, banyak hal yang harus dipahami, khususnya mengenai typical dari masing-masing bisnis itu sendiri, promosi adalah penting, yang terpenting adalah mempelajari gimana supaya promosi menjadi lebih effective dan murah, jadi pengetahuan untuk sebuah bisnis yang sedang dijalankan jauh lebih penting untuk dipahami terlebih dahulu dari pada hanya sekedar promosi. Sebab kalo pelaku bisnis itu paham persis dengan bisnis yang sedang dia jalankan, tidak diperlukan banyak uang untuk mendapatkan uang, bahkan tidak perlu mengeluarkan uang untuk mendapatkan uang. (I really enjoyed this part! hehehe)

Friday, November 20, 2009

Money for ME?

"Uang itu hanyalah sebuah effect bukan tujuan"

Sering tuh dibahas tiap kali ada meeting dengan temen-temen sales. Kenapa sering diingatkan seperti itu, supaya nggak semata-mata nyari uang aja. Apapun yang dikerjakan, karena aku seorang sales, komisi yang didapat adalah effect aja dari terjadinya penjualan. Jadi nggak semata-mata nyari uang. Sebab kalo uang hanya satu-satunya tujuan bekerja atau melakukan sesuatu, akibatanya akan banyak jalan ditempuh hanya untuk mendapatkan uang, menghalalkan segala cara untuk dapat duit. Sebagai penjual, kalo perlu ya bohong supaya pembelinya percaya dan nurunin order, kalo pegawai yang penting daftar hadir full nggak pernah absen. Akibatnya, kemampuan nggak pernah bertambah, segala cara dipakai, kalo ternyata nggak tercapai uang yang dicari stres deh akhirnya......

lha terus kalo nggak cari uang ngapain bekerja? Bekerja adalah ibadah, uang memang yang didapat dari bekerja tapi bukan satu-satunya tujuan, tujuannya dari bekerja adalah beribadah. Kalo sudah beribadah, artinya jelas kan kemana semua effort / usaha ini ditujukan? Untuk Yang Maha Pengasih dan Penyayang, akibatnya insyaallah cara-cara yang ditempuh adalah cara-cara yang baik, barang-barang yang dijual juga barang-barang yang baik, hubungan bisnis dengan partner bisnis juga didasari hal-hal yang baik, yang insyaallah hasilnya pun juga lebih baik dan barokah.

Nah kalo ternyata uang itu udah didapat, terus? uang adalah alat. Kalo sudah alat, nggak ada bedanya dengan hammer yang digunakan sebagai alat pemukul, ada manfaatnya. Demikian juga uang, uang adalah alat untuk aku beribadah kepada Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Untuk membantu orang tua, menafkahi keluarga, berzakat, bersodaqoh, membeli buku-buku, membeli makanan yang halal dan menyehatkan, bersilaturahim dengan kerabat, dan pasti semua pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan-pekerjaan yang ada manfaatnya baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Ini adalah dasar yang aku tanamkan untuk diri aku sendiri,
uang adalah alat yang digunakan untuk beribadah dan didapat dengan cara
beribadah kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
.

Thursday, November 19, 2009

poligami... poligami... poli pantai aja

Hehehehe... heran deh topik ini rame banget, dan selalu mendapat perhatian lebih, nggak dipengajian, diarisan, diforum diskusi, di facebook... halah.... bahkan sepupu gw ikut-ikutan pasang topik poligami...

Dari banyak berita, banyak pendapat yang aku denger dan juga dari pencerahan lewat pengajian, kok rasa-rasanya sebenernya nggak ada yang salah dengan poligami. eiiiitttssss... ntar dulu, aku ngomong gini bukan karena aku masih yang singgle, tapi kan diriku juga perempuan, status singgle tuh sama nggak enaknya dengan status janda, jangan dipikir lho... juga sama nggak enaknya dengan status istri muda hehehehe... kaleee

Ada pandangan yang mungkin cukup bijaksana, poligami bukan sunnah dan juga bukan syariah, tapi lebih ke solusi, way out. Emang masih berat sih diterima oleh perempuan, tapi yang jadi pertanyaannya adalah, seandainya nggak ada poligami pun apa itu menjamin akan mengurangi angka perceraian? permasalahan yang lain lagi, sekarang ini bisa dibilang populasi perempuan dan laki-laki adalah 1:4. Artinya kalo 1 perempuan dapat satu laki-laki, yang tiga ngapain? jadi obat nyamuk :(

Lha kok tiba-tiba terlintas, mungkin karena alam bawah sadarku yang merekam segala macam peristiwa khususnya permasalahan perkawinan ( kalo ini boleh jangan percaya, kan gw belon nikah... ) dan selalu dibutuhkan pihak ketiga sebagai penengah. Kalau poligami itu disingkapi dengan baik dan pelakunya pun menjadikan itu sebagai way out dan ibadah, bukankah dalam sebuah rumah tangga selalu ada permasalahan, dan dalam pemecahan permasalahan dibutuhkan orang ke-3 yang bisa melihat diluar permasalahan itu, lha kalo punya istri 2, bisa jadi kan bermasalah dengan yang satu, yang satunya lagi bertindak sebagai penengah. Diharapkan bisa menjadi penengah yang baik, karena mengerti persis kondisi keduanya, dari pada minta pendapat orang luar yang belum tentu kenal persis. Mungkin...
Ademkan kalo yang satu bisa ngebilangin, " Ya sudahlah... serahkan saja pada ALLAH orangnya kan memang begitu, kita cuman bisa melayani dengan sebaik-baiknya"
sementara yang satunya nimpalin, "justru itu yang jadi masalah adalah elu!"....
huahuahuahuhahua.....

Suatu pagi, poligami pun jadi pertanyaan favorit ibu-ibu di curat bersama aa' & mamah... nah mamah dedeh tuh jawabannya sante banget... "jangan dikit-dikit cerai... dikit-dikit cerai... yang perlu Anda lakukan adalah tanya baik-baik suami Anda, apakah akan terus pacaran dengan wanita itu atau memutuskan untuk menikah?", gubragggggggg......

Kalo temenku bilang, selingkuh lebih parah dari pada poligami, kenapa yang lebih menjanjikan solusi dan ada aturannya justru dipermasalahkan, sementara orang ramai-ramai menciptakan lagu, membuat tayangan telivisi dan novel-novel tentang selingkuh dan itu dianggap wajar, modern, up-to-date dan gaul... ufssssssss... : susah dimengerti....

Kalo Pak Adi bilang; "didalam Al-Qur'an ada ayatnya... memang lebih baik satu, tapi ALLAH tidak pernah melarang dan Rasullullah melakukan itu dengan segala pertimbangan dan alasan, artinya pasti ada tujuannya, sama seperti kenapa babi diharamkan. Nah kafir hukumnya kalo kamu mengingkari satu saja ayat dalam AL-Qur'an..."
Gubraggggggggggggg lagi.... istri guruku pesan, "mbak kalo cari calon yang bener... yang sama-sama masih single, jangan yang sudah bersuami, kasian istrinya ntar...", ini neh kenapa status singgle sama nggak enaknya dengan status janda, ane maunya belajar buuuuu kagak ngegangguin suami situ :(

Serba salah kan.... kita yang masih single tuh juga punya masalah yang sama dengan mereka yang sudah bersuami dan takut dipoligami. Solusinya gimana coba, kenapa yang sudah beristri tidak kasian dengan kita yang masih single?....
deep in my mind..., "jangan egois dunk..."

"temen apakah kamu mau membantu temenmu yang tiga ini?", pertanyaan ini gw tanyain ke temen gw yang udah nikah, dianya cuman nyengir... hehehehe... pasti mikirnya, "dasar kutu kupret, bahaya neh... simpen ah suami gw...", hahahahahaa...
Pasti ada tujuannya, bukan kah ALLAH menciptakan segala sesuatu itu tidak sia-sia.... pasti ada maksudnya.... Apa?

p.s.
Barangkli adalah caranya yang menyakitkan....
tapi Rasullullah pun juga mengakui, niscaya akan kering pohon pisang itu kalo didekati oleh seorang istri yang dimadu...
Ya Allah tunjukkan kepadaku yang benar itu adalah benar dan
berilah aku kemampuan untuk menjalankannya dan tunjukkan yang salah itu adalah
salah dan beri aku kemampuan untuk menjauhinya... Amiiinnn

Tuesday, November 17, 2009

Mbak Indri

Yang aku liat dari ibu yang satu ini neh, dia tuh semangat belajarnya tinggi banget... nggak pernah berhenti rasa keingintahuannya, "pokoknya maju terus pantang mundur yo to....",


Apapun deh dilahab, buku motivasi, buku spiritual, buku cerdas anak-anak, bahkan belajar E-book aja dijabanin, hehehe... hasratnya pengen punya binis sendiri dan menghasilkan berlimpah-limpah materi... Amin deh...

Pokoknya semangat klo ngobrol ama dia, kita neh lagi belajar dan digembleng abis di ANU... cuman kok lama ya kagak lulus-lulus... udah ampir 5 taon neh kagak pinter-pinter hehehehe....

check mbak indri blog's @ http://renungan-ariadna.blogspot.com/

Give the best by doing the best!

"Kebaikan itu alami, semakin banyak kita memberikan kebaikan kepada banyak
orang semakin besar pula kebaikan-kebaikan untuk kita"
~Mario Teguh~
Kemaren neh (16.11.09) ada diskusi kecil dengan Mbak indri, Pak adi ama aku. Kebetulah mbak indri abis nemuin customernya yang udah 3taon berhubungan dan membeli dari dia. Tapi taon ini nih customer memutuskan untuk tidak membeli dari dia ( MEUBELINDO ), meskipun ada catatan kecil dari nih customer, dia berterima kasih atas referensi orang-orang yang qualified yang sekarang dia pakai, senang dengan komunikasi yang telah dibangun selama ini. Hanya satu hal nih customer tidak begitu happy, "I need good service, good product, good friend and GOOD PRICE", hehehehe....

Lha, dari situ Pak Adi nanya, "makanya sekarang diset apa yang menjadi prinsip kerja kalian?", maksudnya, ini supaya sebagai sales nggak terlalu lama terperangkap perasaan kecewa, nyesel dan takut nggak dapat order.

Akhirnya kita sepakat, "Give the best by doing the best!"
Mau prospect itu membeli atau tidak dari kita, saya bertekat untuk memberikan yang terbaik yang saya mampu untuk mereka.

Friday, November 13, 2009

Pilihan & Pertimbangan

" @#&^*&(HGjhgkJO0-0_)()_&^546&^(&*...!!!!!!!!", hehehehe... biasanya klo di pilm kartunkan gitu tuh, orang yang lagi uring-uringan digambarin dengan character-character yang nggak jelas.
Kalo diteliti, sumber uring-uringan biasanya adalah sesuatu yang "itu-itu" aja, permasalahan yang sama, gaya diskusi yang sama, penyelesaian yang sama yang nggak bener-bener slese.... Akibatnya, aku jadi berpikir.... klo udah seperti itu kenapa nggak berubah handling problemnya? Klo ternyata diri sendiri tidak bisa menerima dan tidak bisa berdamai, artinya keputusan itu harus dibuat, akhirnya timbul pertanyaan apa perlunya untuk dipilih atau dipertimbangkan.

nah, Ini neh hasil perenungan ditempat yang paling relax sedunia...

Apa yang membuat aku harus memilih dan apa yang membuat aku harus mempertimbangkan?
Aku nggak mau stuck pada satu fokus masalah, juga aku nggak mau susah membuat suatu keputusan, karena itu hanya masalah pilihan.
Di dunia ini sudah jelas, baik - buruk, muda - tua, cantik - jelak, murah - mahal. Perbedaan yang jelas itu sebenernya suatu kemudahan untuk membuat pilihan, karena yang baik sudah pasti adalah pilihannya dibanding yang jelek, yang murah atau mahal pun sudah sejak awal bisa diputuskan. Jadi susah, karena pengingkaran dari yang jelas itu, direkayasa jadi abu-abu... mbundet, ruwet... tapi sebenernya sudah jelas sejak awal.
Jadi sebenernya tidak memerlukan diskusi panjang untuk membuat suatu pilihan.

Lain halnya kalo itu pertimbangan dan didalam kamusku; pertimbangan hanya bisa dilakukan ketika itu adalah sesuatu yang baik dan yang baik sekali.
Artinya harus ditentukan yang terbaik dari yang baik..... baru boleh deh takes time untuk mempertimbangkannya...

"you may consider only for the best thing never questening the bad"

mudah... dan sangat mudah

Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin, semuanya baik.
Apabila dia mendapat nikmat dia bersyukur, apabila dia mendapat musibah dia
bersabar

~Al-hadist~



Mulai sekarang prinsip ini jadi prinsip hidupku; hanya ada 2 dalam hidup ini; mudah dan sangat mudah =)

Tuesday, November 10, 2009

Sempurnakanlah agamamu

Kadang penyesalanku itu muncul tak terbendung, waktu yang sekian lama terlewati seakan-akan sia-sia dan tidaklah cukup untuk membuat aku menjadi semakin baik.
Benarlah kalo Imam Al Qhozali menjawab pertanyaannya sendiri, "apa yang paling jauh dari kita?", jawabnya adalah "masa lalu". Karena memang waktu begitu cepat bergulir dan kita tak kan pernah bisa untuk kembali.

Kenapa juga Rasullullah menyuruh umatnya untuk senantiasa belajar, belajar dan belajar jangan berhenti, bahkan sampai ke negeri cina sekalipun, bejalar dari semenjak buaian sampai ke liang lahat, karena memang kita tidak akan pernah dapat memaknai hidup ini jika berhenti belajar. Karena itu bisa jadi menutup pintu-pintu Rahmat Illahi untuk waktu-waktu yang akan kita lalui.

Sekarang ini waktunya buat aku mengejar banyak ketinggalan. Jujur saja, penyesalan ini sering diikuti rasa marah. Tapi apalah artinya, marah untuk apa? toh masing-masing dari kita diberi akal, itulah maksud Tuhan memberi akal kepada hambaNYA agar mereka dapat mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya.
Tapi aku cukup bersyukur pada awalnya bahwa ALLAH masih memberikan kesempatan, dan pada akhirnya aku sangat bersyukur karena kesempatan itu adalah dipertemukannya aku dengan orang-orang yang dapat mengajarkan hikmah.
Aku merasa beruntung setidaknya masih diberi kesempatan untuk memperbaiki kehidupanku lebih awal dibanding orang tuaku. Bisa jadi orang tuaku mengajarkan pengertian yang salah dalam memaknai hidup, itu karena keterbatasan mereka, dan aku memintakan ampun untuk mereka, mudah-mudahan ALLAH mengampuninya.

Kalo dulu, ortu selalu bilang, “sekolah yang bener biar bisa kerja, beli rumah sendiri, nyenengin orang tua, nggak usah keburu-buru kawin”. Dan itu terdengar logis, karena gimana mo kawin buru-buru duit aja nggak ada, mo makan apaan? sekarang baru aku tau dan paham, itu bertentangan dengan perintah ALLAH karena justru ALLAH menyuruh untuk menikah, Menikahlah karena menikah akan membuka pintu rejeki.
Akibatnya, see... tidak sedikit orang seperti aku, kesempatan sekarang luas, kurang apa, tapi kok belon juga kawin? yang dipertanyakan adalah ego-ku. "lu terlalu milih kali"... jawabku "memang!" dan aku yakin sekali orang yang sekarang tidak jauh berada pada kondisi seperti aku dan bahkan lebih, akan menjawab begitu. Karena sebenernya itu konsekwensi dari karir yang baik, income yang baik dan pergaulan yang luas. "Aku memang harus memilih"*. Dan konsekwensi itu barangkali yang tidak pernah terpikirkan oleh ortu-ku.
* jawaban itu dulu sebelum aku merasa penting untuk belajar =)

Kepahamanku semakin dalam ketika; kalau saja satu-satunya alasan ketakutan ortu melarang untuk menikah lebih dikarenakan ketakutan akan tidak tercukupinya rejeki, itu adalah salah satu pembelajaran pengingkaran kuasa Tuhan untuk anak-anak mereka. 1x ortu sudah mengajarkan untuk tidak percaya kepada Tuhan.

Terus mengapa Rasullullah menyampaikan, dengan menikah seorang muslim telah menyempurnakan setengah dari agamanya. Karena ternyata memang banyak syariah-syariah dalam agamaku (islam) dapat teraplikasi secara sempurna ketika pernikahan itu telah dilalui. Karena tidak mungkinlah aku berdoa seperti doanya Nabi Ibrahim karena aku belum punya anak keturunan. Kesempatan untuk mendapatkan syurga dengan mudah bisa jadi aku lewatkan karena bagaimana aku mengaplikasikan taat pada suami. Dan masih banyak lagi.
Aku senantiasa memohon kepada ALLAH agar memberikan aku umur dan kesempatan untuk menyempurnakan AgamaNYA. Karena apapun itu harusnya sangat menarik dan diperebutkan oleh banyak manusia, kalau saja 50% itu adalah pembagian keuntungan bersih dari perusahaan beromset trilyunan rupiah, pastilah itu akan dicari dan kalau sudah didapat pastilah itu akan diperjuangkan. Apalagi 50% dari janji ALLAH yang jumlahnya bisa jadi sangat tidak ternilai, hanya dengan keyakinan (Iman) di dalam hati bahwa balasan yang ALLAH berikan adalah setimpal dengan perjuangan dan pengorbanan yang dilalui hamba-hambaNYA.
Mudah-mudahan aku masih diberi kesempatan untuk memperjuangkan yang 50% itu. Amin....

Nah permasalahan nih sekarang muncul, kalo versinya ust. Yusuf Mansur, karena udah telanjur neh dulu nikah ditunda, padahal duit pernah ada dan cukup, berlimpah malah untuk seorang single (tapi tetep aja amblas) sekarang ketika udah niat, "kenapa saya belon ketemu ama jodoh saya ustad?"
si ustad ngejawab, "tobat dulu... bisa jadi ada dosa-dosa yang dulu pernah dilakukan dan ALLAH belon ridho. Kejar dulu ampunan ALLAH"

Nah lo.... emang kan kebayang gimana gw dulu.... akibatnya dengan menunda nikah yang gw rasain sekarang ini, kerugian yang nyata:
1. tidak hanya sudah menafikkan ALLAH sebagai satu-satunya pemberi rejeki
2. rugi sudah tidak segera menyempurnakan setengah dari agama ALLAH
3. walah.. malah bikin dosa besar sekalian.....

Ampuuunnnn deh, ini juga jadi pembelajaran kelak insyaallah kalau aku udah jadi orang tua. Ternyata jadi orang tua nggak dituntut menjadi tua doang, tapi juga harus paham, berilmu dan tentunya lebih banyak minta petunjuk ALLAH, karena ada anak nih, amanah yang kudu dibekali dengan ilmu yang tidak hanya baik tapi juga bener.

"Ya Allah, Ya Ghaffar ampuni aku dengan keterbatasan pemahamanku, Ampuni aku atas kesalahan pikiran dan lisanku. Ya Allah, Ya Rabb... Engkau yang menyempurnakan untuk hambaMU ilmu yang mereka pelajari, Engkaulah sumber dari segala sumber ilmu dan cahaya. Bimbinglah aku selalu di jalan MU yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya dan bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan juga bukan jalan mereka yang sesat".
Amiinnnn....

Wednesday, November 4, 2009

Be ready for the worst!

Menyiapkan diri untuk segala kemungkinan terburuk, bukan berarti terus pesimis lho. Banyak orang kecewa karena nggak siap ketika apa yang direncanakan ternyata tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Justru dengan mempersiapkan diri lebih awal untuk segala kemungkinan terburuk, insyaallah nggak ada lah istilah kecewa.
Dalam bukunya John Maxwell, dia ngutip dari J. wallace Hamilton; "orang berlatih untuk meraih sukses, padahal seharusnya mereka berlatih untuk menghadapi kegagalan. Kegagalan adalah jauh lebih umum dari pada sukses, kemiskinan jauh lebih menjamur dari pada kekayaan dan kekecewaan jauh lebih normal dari pada kepuasan".
Tapi coba deh sharing tentang bagaimana kebangkrutan atau kerugian untuk seorang pengusaha dengan orang yang dia baru akan memulai sebuah bisnis... kebanyakan dari mereka akan lari, bahkan nggak mau denger yang namanya rugi apalagi bangkrut.
Pengalaman neh, awal-awal mau memulai usaha, aku sendiri lebih banyak dilenakan dengan profit yang ntar bakalan didapat, untungnya dulu yang diitung, itu untung ( baca: duit ) belon ada ditangan, udah bikin perencanaan barang-barang yang akan dibeli, bahkan saking Pe-De-nya udah berani ngutang ato kredit. Padahal tuh duit belon ada ditangan, baru itungan di atas kertas, itupun didapat berdasarkan rancangan subjektif, idealnya kalo semua berjalan sesuai dengan rencana sendiri. Lupa deh kalo sebenernya manusia boleh berencana, tapi selalu ada yang berhak untuk menentukan segala sesuatu.
Kadang susah neh masuk kalo langsung membicarakan Tuhan sebagai pemegang hak prerogative untuk membuat keputusan atas hidup hambaNYA. Kenapa susah, karena Dzat yang Maha Agung ini berada tidak pada urutan pertama sebagai prioritas hidupku. Makanya terdengar lebih masuk akal kalo yang dilibatkan adalah faktor riil diluar diri yang nggak bisa dikontrol, misal; kebijakan pemerintah yang mengakibatkan rupiah menguat ( jujur neh kadang jadi sedih kalo rupiah menguat hehehehe... ), buyernya yang tiba-tiba kena stroke dan nggak punya penerus untuk usahanya (padahal telanjur tuh dia placing order), atau tiba-tiba aja kena gempa bumi, walah masih banyak lagi deh kemungkinan-kemungkina buruk yang sebenernya sangat perlu untuk dipelajari dan dipersiapkan.
Kalau udah tau rugi dan untungnya berbisnis atau apapun lah tindakan dalam hidup ini, biasanya yang timbul adalah sikap waspada, hati-hati dan tidak gegabah, maksudnya nggak asal duitnya banyak, untungnya besar, kedengerannya seneng, rasanya enak dan masih banyak yang kedengarannya manis-manis, gula-gula hehehehe....
Karena itu orang-orang besar cenderung lebih santai ngejalanin hidupnya, karena mereka sudah berhitung dari awal faktor resiko, baik itu resiko berhasil maupun gagal,
Resiko adalah konsekwensi negative yang selalu akan ada dalam setiap tindakan atau pun setiap hal.
Dan apapun yang akan dihadapi, sebagai seorang muslim yakinlah bahwa itulah kehendak Tuhan yang terjadi dalam hidup kita, kalo sukses memang itu janji Tuhan untuk hamba-hambanya yang bersungguh-sungguh, sebaliknya kalo gagal... cek lah diri sendiri barang kali masih ada sifat serakah dalam diri ini....
Hidup itu banyak pilihan dan kita bebas untuk memilih akan tetapi kita tidak bebas
memilih konsekwensinya.
~TungDesem waringin~

Saleman's handbook!



Kalo inget reaksi temennya mamak neh begitu nanyain,
"mbak ita sekarang kerja apa?"
"saya sales bu..."
"Masak sih...?", ya gitu deh ekspresinya sambil dia ngeliatin nyokap gitu sepertinya minta persetujuan.... sementara yang diliatin cengar-cengir...
Kira-kira begitulah kebanyakan reaksi massa tentang seorang sales. Bisa jadi mungkin temen mamak tuh nggak bisa ngebayangin, aku bawa panci keliling door-to-door hahahahaha....
Please deh!
Menurut Robert T. Kiyosaki, untuk menjadi orang kaya kita perlu
satu lagi kemampuan selain menghasilkan passive income, yaitu kemampuan kita untuk menjual!
Tak pikir-pikir, emang kesalahan seorang sales sendiri sih, suka main paksa aja ke customer, approaching dengan pendekatan yang enggak banget... dan enggak pernah membekali diri dengan ketrampilan berkomunikasi, akibatnya selain kuntilanak dan hantu cassablanca, sales juga dihindari orang, males klo ketemu sales!
Padahal profesi sales adalah profesi yang sangat menantang, butuh ketrampilan yang tidak hanya komunikasi tapi juga ketrampilan mengenai manusia, kebutuhan dan permasalahannya. Kalo belajar dari orang-orang sukses yang kaya, rata-rata mereka memulainya dari menjadi seorang salesman. Karena seorang sales itu compleks, harus selalu belajar dari yang terbaik dibidangnya. Sales perlu belajar dari seorang dokter untuk membuat data base customernya secara lengkap dan akurat, perlu juga belajar dari seorang pengacara untuk membuat 1001 pertanyaan dan mengarahkan kepada tujuan, masih banyak lagi... selalu belajar dari yang terbaik dibidangnya.
Kenapa harus belajar untuk menjual? karena setiap kesempatan dibuat dengan diawali adanya penawaran, bahkan ide sekalipun, jadi klo nggak bisa atau parahnya nggak berani menawarkan artinya kesempatan itu nggak pernah terbuka.
"Kita adalah merk, dan setiap kali orang menyentuh merk anda
usahakan untuk memberi mereka "pengalaman yang menyenangkan
"
-Richard Denny-
Dari 2 buku yang udah aku baca tuh kiat-kitanya buanyak banget, dan 2-2-nya sepakat, practise makes perfect. Jadi lagi-lagi kata kuncinya adalah PRACTISE!

Tuesday, November 3, 2009

Pak Adi neh...

Klo ada yang bertanya-tanya;
"Weiii sekarang lu canggih ya, dapet pelajaran dari mana neh?"
"Ane neh lagi sekolah buat nyari gelar MBA di ANU, Adi Nugroho University, total Business partner!!!"
"hahahahaa.... "

Serius neh, Pak Adi neh bakalan jadi orang yang paling berjasa ntar ketika umur 35tahun assetku mencapai 3M. Pada saat itu, aku bayarin tuh tiket PP-nya ester ama suaminya buat ke Indonesia hehehe... karena aku yakin dia bakalan nyesel tuh telanjur DO dari kelas bisnisnya. Asli deh aku belajar banyak dan praktis dari pelaku bisnis yang nggak cuman susah dikejar jalan pikirannya tapi juga mengajari banyak hal. Wabil khusus merubah bagaimana cara aku berpikir, dari pikiran primitip ke pemikiran yang lebih beradab.... hehehehehe...

YAQIN, itu yang selalu diingetin ama Pak Adi. Karena semuanya percumah deh tanpa keyakinan.

Nggak ada deh yang bisa aku bilang kecuali, "makasih banyak ya pak, you are the best that I've ever met!"

"Maksud Lu?!!!"

Tuhan inilah Proposal hidupku...


Workbook yang simple banget dan mudah banget untuk diapplikasikan... thanx alot Om Jamil.
Kalo mengutip kata-kata Pak Mario Teguh, "... hati-hati dengan persepsi anda tentang diri anda...", nah di workbook by Om Jamil neh kita diberi guidance untuk menggambarkan seperti apa diri kita dan kualitas diri yang ingin kita capai.

How precious you are, it is depend on how you respect yourself.

Tapi yang jelas setelah baca buku ini dan menuliskan semua yang ingin aku capai untuk masa depan, satu kunci yang itu akan menentukan seserius apa propoal hidup itu dibikin, yaitu... ACTION!!!

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada ALLAH dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok
(akhirat), dan bertaqwalah kepada ALLAH,
Sungguh ALLAH Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan" Q.s. 59 (Al-Hasyr) :18

LINTANG... my beloved inspiration...

Semua orang juga kenal neh tetralogi Laskar Pelangi....
Spechless deh....
Buku-buku itu adalah buku-buku tercepat selesai yang pernah aku baca... hehehe... kebayangkan Laskar Pelangi tuh tebel banget, tapi dalam 1hari bablas deh.... lanjut hari kedua Sang Pemimpi, setengah hari doang bablassss... lanjut Edensor...

Setuju banget neh, dibuku ini menangis dan tertawa bisa dilakukan bersama-sama... asik banget, kocak dan pesan moralnya itu yang bikin ini juga buku terserius yang pernah dibikin...


Persoalannya adalah apakah anda seorang religius, seorang darwinian atau sekedar seorang oportunis? Pilihan sesungguhnya hanya antara religius dan darwinian, sebab yang tidak memilih adalah oportunis! Yaitu mereka yang berubah-ubah sikapnya sesuai situasi mana yang akan lebih menguntungkan mereka. Lalu pilihan itu seharusnya menentukan perilaku dalam menghagai hidup ini. Jika Anda seorang darwinian, silakan berperilaku seolah tak ada tuntutan akhirat, karena bagi Anda kitab suci yang termaktub bahwa manusia berasal dari Nabi Adam adalah dusta. Tapi jika Anda seorang religius maka Anda tahu bahwa teori evolusi itu palsu dan ketika anda tak kunjung mempersiapkan diri untuk dihisab nanti dalam hidup setelah mati, maka dalam hal ini Anda tak lebih dari seorang sekuler oportunis yang akan dibakar di dasar neraka!”
- laskar pelangi -

Reaksi aku begitu selesai baca Laskar Pelangi, ada juga ya orang yang Logiknya sangat kuat tapi berimbang dengan spiritualnya. Belakangan neh aku dapet tips;
"bacalah Al-qur'an setiap hari beserta terjemahannya, karena ternyata akan melatih kita lebih peka dan tersistematis dalam berpikir" - Pak Adi -

Sunday, November 1, 2009

the Secret, Law of Attraction vs the Ultimate Secret = Quantum Ikhlas

itu judul buku sengaja aku urutin, sebab musababnya nggak cuman ngurut pas beli dan ngebacanya, tapi ternyata emang udah diatur begitu karena emang ada tujuannya.


The Secret dan Law of Attraction, cenderung lebih ringan dan lebih mudah untuk dicerna. Klo disimpulin neh, di dalam kedua buku itu proses dreams kita dibuat hanya mentok sampai alam semesta aja, makanya digambarkan oleh Rhonda Byrne bahwa alam semesta itu seperti katalog, yang didalamnya semua impian kita sudah ada, apalagi divisualisasiin sebagai Aladin's jinn yang akan ngabulin semua permintaan kita, kita tinggal minta, berterima kasih dan menerima. Bagus sih buat warming up, tapi klo buat aku, kurang pas untuk dikonsumsi oleh muslim, khususnya dimana kita seharusnya mengembalikan keyakinan akan bagaimana sebuah permintaan dikabulkan..

Sementara di the Ultimate Secret, disini lebih lugas dikupas, bahwa apa yang ditulis di the Secret dan Law of Attraction tuh semua udah kita miliki lebih dari 1400 tahun yang lalu, yaitu ada di dalam Al-Qur'an. Fakta-fakta dan komparasinya jelas banget, mungkin emang sengaja dibuat untuk bikin tandingannya the Secret. It's cool karena akan mudah banget membantu sodara muslim kita supaya banyak gitu referensinya, apalagi yang berbau trend suka mudah membuat terkagum-kagum dan melupakan

Nah klo ini neh, jagoan... T-O-P-B-G-T, salut banget buat Om Erbe, Quantum Ikhlas & Zona Ikhlas, klo yang demen ama IT dan berbau-bau science dijamin nggak akan complain deh, cara Om Erbe ngejabarin bagaimana berbicara alam quanta dan alam nyata, cool banget, Hi-tech... hehehehe
Bagaimana mengakses alam bawah sadar kita dan bagaimana memaximalkan yang 80% dengan mengakses zona ikhlas kita. Amazing!!!
Aku nggak akan ngupas ato bedah buku, blon kapasitasnya neh :) cuman semua itu bisa jadi referensi. Berdoa saja, meminta aja pasti akan terkabul. Insyaallah, asal tau bagaimana caranya, hidup seperti yang kita inginkan akan sangat mudah sekali didapatkan. Sekali lagi Insyaallah....