Setiap jiwa dilahirkan sebagai bayi yang membutuhkan kasih sayang, untuk tumbuh menjadi pribadi dewasa dan matang – yang masih membutuhkan kasih sayang.
Tidak ada petarung sakti mandra guna yang tidak membutuhkan kelembutan dan perhatian penuh kasih.
Cobalah bersikap dan berbicara penuh kasih kepada orang lain. Akan banyak hal yang tadinya Anda kira sulit, menjadi sangat mudah karena bantuan mereka. Mario Teguh
Besarkanlah hatimu dan bebaskanlah ia dari penyesalan atas kesalahan masa lalumu.
Ikhlaslah menerima bahwa engkau dulu tak semengerti hari ini, dan engkau sudah bukan pribadi yang bisa melakukan kesalahan seperti itu lagi.
Bukan kesalahan masa lalu yang membatalkan kebaikan masa depan, tetapi kesalahan masa kini.
Syukurilah hidup yang telah dirahmatkan kepadamu, dan damailah dengan diri baikmu hari ini.
MT
Engkau jiwa yang dikhususkan oleh Tuhan, dan telah disusunkan rencana kebesaran bagi hidupmu.
Apakah setan tahu bahwa engkau direncanakan menjadi orang besar di masa depanmu?
Ya. Dan dia telah bersumpah tuk menggagalkanmu sebagai cucu Adam.
Maka ia tiupkan rasa ragu, malas, benci kewajiban, suka menyepelekan waktu, dan lupa bahwa engkau selalu lekat dalam perhatian Tuhan.
Engkau tidak aslinya peragu. Mario Teguh
Setiap jiwa diciptakan bertabiat tergesa-gesa sehingga kesabaran memang bukan sifat asli pada kebanyakan jiwa.
Dan karena ketergesaannya jiwa yang belum seimbang akan berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan.
Marilah kita menjadi jiwa yang ikhlas mengerjakan yang bisa kita kerjakan, dan menyerahkan yang berada di luar kemampuan kita kepada Tuhan, agar kita dirahmati dengan kesabaran.
Mario Teguh
Impian berlabuh di hati yang muda.
Dan orang muda yang mengisi hatinya dengan penyesalan, telah menua sebelum tua.
Penyesalan hanyalah pantas untuk orang tua yang rugi menukarkan daya ledak dari kemudaannya dengan kesenangan sementara yang sia-sia, yang hari ini terbukti melemahkan hidupnya.
Tidak ada orang yang menelantarkan waktu, yang tidak akan ditelantarkan oleh kehidupan.
Demi masa. Mario Teguh
0 comments:
Post a Comment