Saturday, December 5, 2009

Who's the bad teacher?

Kira-kira 2tahun yang lalu, aku pernah dicegat ama seorang ibu, dia menggendong seorang anak kecil. Waktu itu hampir maghrib di pomp bensin kedungmundu, seperti biasa, klo lagi pas dompet kosong mampir deh ke ATM buat ngambil duit, pas mo balik, si ibu nyamperin. Emang keliatan kasian, item, lusuh, anaknya juga item yang waktu itu tidur nyenyak digendongan si ibu.
Si ibu bilang, “mbak minta ongkos buat pulang ke Demak
spontan aku ngambil duit dari dompet, “lho kok bisa sampe sini? Ya ini buat pulang ati-ati... buruan udah hampir malem bu
aku inget banget pada waktu itu aku sangat bersyukur karena Allah menuntun aku buat ke pomp bensin dan ngambil duit, karena ada seseorang yang butuh dibantu.
Tapi ternyata aku mergokin si ibu yang sama nongkrong di deket ATM situ lagi, wah emang profesi dah.

Jrengggggggggggg, langsung nerawang... itu anak kecil yang digendong, secara enggak langsung dia ditraining ama orang tuanya sendiri yang tiap hari ngelakuin hal yang sama, yaitu minta-minta, berbohong. Diajarin langsung... gimana supaya orang merasa kasian, diajarin langsung... bagaimana merendahkan dirinya. Kalau sampai nanti dia besar dan tidak ada perubahan dalam keseharian sikap dan tindakan orang tuanya, tidak ada perubahan dalam lingkungannya. Sudah pasti kan akan menjadi seperti apa si anak itu?

Kali lain, aku lagi naik motor, pas lampu merah... ijo belon nyala, seorang bapak yang abis ngejemput anaknya sekolah, main terobos aja... mana dia ngambil jalur arah yang berlawanan. Dalam hati, Ya Allah, apa tuh bapak nggak takut, kelak anaknya akan membenarkan tindakannya yang seperti itu dengan mencotohnya? Sementara tindaknya mempunyai konsekwensi yang besar, nyawa.

Orang tua yang selalu bilang, ”aku ngelakuin semua ini demi anak”, kedengerannya sih indah, kedengerannya sih baik, tapi tindakannya sama sekali nggak mencerminkan apa yang dilakukannya itu semata-mata hanya untuk anak. Sepantasnya orang tua akan berfikir 1000 kali untuk mengajarkan anaknya dengan sesuatu yang akan merendahkan dirinya apalagi membahayakan nyawanya.

Contoh yang aku ambil boleh dibilang ekstrim, karena dilihat dari backgroundnya, pendidikan yang kurang, ekonomi yang sulit.
Tapi coba perhatikan yang sering terjadi dan itu ada dihampir semua lapisan... bagiamana orang tua mengajarkan anak-anak menghabiskan waktunya dengan sia-sia... hanya dengan menonton sinetron bareng-bareng, bagaimana mengajarkan membuat 1001 alasan kepada anak... dengan membuat 1001 alasan atas jawaban-jawabannya terhadap si anak.

Ya, aku bisa bayangin sebagai anak-anak pasti akan bingung melihat dan belajar dari ketidakkonsistenan orang tua. Ufssss... Please, jadi orang tua ternyata harus lebih banyak belajar, harus lebih banyak mengkoreksi diri dulu sebelum mengkoreksi anak-anaknya, bisa jadi kenakalan mereka adalah hukuman atas ketidakmampuan orang tua mendidikan dan melindunginnya.

"Apapapun kwalitas yang Anda inginkan dari anak Anda, jadi itu sebagai kwalitas Anda"
- Mario Teguh -

Share:

0 comments:

Post a Comment